diny tyaz

toLong DonK kasIh coMmenT bwat semuAnyaaaa.

d' darkness

xslide1.gif xslide2.gif xslide42.gif

Kamis, 26 Februari 2009

Duuuuuuuuuuuuuuuuh Hari ni aQ sebeeeeellll buanget!!! CoZ da anak yang ga' nganggep aQ!!!! padahal yang bentuin dia selama ini sapa?!! Mentang-mentang dia jadi pemimpin dia seenaknya gitu ma aQ.... emang sekarang aQ siapanya??? BABU, KACUNG, JONGOS ga' kan???

Jumat, 11 April 2008

MEREKA BUKAN SEKEDAR NAKAL.....













Judul buku: Edgar & Ellen: Rare Beasts

Penulis: Charles Ogden

Penerjemah: T.Dewi Wulansari

Penyunting: Eka Santi Sasono

Penerbit: Matahati

Cetakan: 2, Mei 2007

Tebal: 159 hlm







Anak-anak nakal, itu hal yang biasa. Dalam usia perkembangan mereka, kenakalan-kenakalan itu lebih sebagai ungkapan keingintahuan mereka terhadap hal-hal baru. Bukan karena dorongan sifat kriminal. Atau juga, bisa jadi sebagai bentuk upaya mencari perhatian dari lingkungannya, terutama orang-orang terdekat mereka: orangtua, teman-teman, guru dll. Lazimnya, kenakalan-kenakalan seperti itu tak dianggap berbahaya. Wajar, namanya juga anak-anak, begitu biasanya kita berkomentar.Namun, masalahnya menjadi serius jika telah mengakibatkan orang lain celaka dan sengsara. Tidak bisa lagi dianggap lucu. Inilah yang aku dapati dalam buku cerita kanak-kanak karya Charles Ogden berjudul Edgar & Ellen: Rare Beasts (Hewan Langka).


Kenakalan-kenakalan yang diperbuat oleh kedua kakak-beradik kembar, Edgar dan Ellen, menurut aku sih, tidak lagi bisa dibilang sesuatu yang lucu. Buat anak-anak usia mereka (12 tahun) kenakalan yang dilakukan sudah agak keterlaluan. Mereka bukan sekadar mengolok-olok teman atau mencuri mangga di halaman tetangga, tetapi sudah sampai menculik hewan-hewan peliharaan milik tetangga–seperti kucing, anjing, kelinci, sampai ular piton sepanjang 4 meter–untuk kemudian dipermak menjadi–mereka menyebutnya–“hewan langka yang eksotis” dan dijual dengan harga setinggi langit.….”


Dengan cepat Ellen mengikat Edgar yang berusaha melawan, lalu naik ke atas meja dan beridiri di atas badan Edgar. Dengan jelas Edgar bisa melihat benda yang dipegang kakaknya. Bandul tajam berbentuk setengah lingkaran di salah satu ujung tali emas. Edgar tahu benda itu; dialah yang merancang alat itu untuk memotong bendera-bendera partai politik selama masa kempanye di Nod’s Limbs. Ellen memegang tali bandul di atas adiknya lalu dia ayunkan pelan-pelan. Besi tajam berbentuk bulan sabit itu berayun dengan teratur. Ellen tersenyum sambil sedikit demi sedikit mengulurkan tali, membuat bandul itu turun beberapa sentimeter” (hlm 30) Aku merinding membacanya. Bagaimana bisa anak duabelas tahun melakukan adegan sadis seperti itu? Entah di mana letak lucunya. Yang ada justru kengerian.


Yah, sebetulnya sih pada akhirnya kita akan merasa iba kepada kedua anak kembar itu. Mereka hanya tinggal berdua di sebuah rumah besar yang suram di Nod’s Limbs. Ayah ibu mereka pergi “keliling dunia” sejak bertahun-tahun silam. Mereka anak-anak malang yang merindukan cinta. Fakta bahwa mereka hanya tinggal berdua saja, terasa agak janggal. Dari mana mereka memperoleh uang untuk membeli makanan (nyolong bisa bu.. he3), misalnya. Ada sih Heimertz, orang dewasa yang tinggal di gudang belakang rumah mereka. Tetapi ia diceritakan hanya bertugas mengurus halaman dan membersihkan rumah. Bukan mengurus kedua anak tersebut. Entahlah kalau pada episode berikutnya akan lebih dijelaskan peran Heimertz yang sesungguhnya.


OK! kita lanjutkan saja membacanya. Suatu hari, kedua kembar badung ini, merasa bosan. Mereka ingin melakukan kegiatan yang “tidak biasa”. Terinspirasi oleh sebuah tayangan di televisi tentang satwa eksotis, Edgar dan Ellen lantas menyusun rencan untuk membuka toko satwa langka demi mendapatkan uang yang banyak.


Sayangnya, kakak-beradik yang kenakalannya sudah sangat kondang se-Nod’s Limbs itu, dalam melaksanakan rencana mereka menempuh cara-cara yang tidak baik. Mereka menculik sejumlah hewan peliharaan tetangga untuk kemudian didandani dan diberi nama-nama aneh seolah-olah “hewan-hewan eksotis”. Mereka lalu menjualnya di sebuah gerobak yang telah disulap menjadi toko keliling. Ulah mereka telah mengakibatkan kehebohan. Anak-anak pemilik hewan-hewan itu menangis sepanjang hari karena kehilangan peliharaan kesayangan mereka. Para orang tua jadi sibuk sepanjang hari mencari hewan-hewan yang tiba-tiba lenyap itu. Sementara itu, Edgar dan Ellen tanpa rasa bersalah sedikitpun malah tertawa-tawa gembira karena telah sukses menjalankan rencana tidak lucu mereka. Dengan tenangnya, mereka berkeliling menjajakan dagangan mereka.

Yah lucu banget ga’ sih? Aku punya lho bukunya yak lo mo punya beli aja di tko buku g**m***a sssssttttt……. Ga’ boleh itu sponsor dosa klo di baca, ya udah deh met baca!!!!

Rabu, 05 Maret 2008

My PHotOZ


Hi nie aQ Lhooooo cantik ga????????{NaRsiZ yeeeeeee he he he }

Skrg dah taw aQ lebih juuuuueeeellllaZZzzZzzzz kan ?????
Mkasih dah maw liaT gambar QQQQ???!!!!!!
DAH n' THANKS!!!!!!

Cowok TukanG reSeh

di sekolah aQ tuch px Temen (sebenerx bkn(musuh iya))tp dya suka reseh seolah dya tuch yang puuuuuuuaaaaaaaalllllllliiiiiiiinggggg bener! makax aQ paling benci ma dya! sorry bknx seolah Q paling bener tp harusx dya tuch dya nyadar siapa dya d sini sodara........ bukan, kakak,,,,,,,,, jg bukan trus capa??????? (orang ga' penting!)

Selasa, 05 Februari 2008

Orang 'Kaya"

Bagi anak-anak "TAJIR" harus bin kudu baca nih !!!
Mungkin di mata kalian uang dan harta adalah segalanya, nggak segelintir orang kaya yang beranggapan begitu. Tapi walaupun kaya' gimanapun kamu-kamu semua harus ingat bahwa kalian berada diatas sepeti ini juga karena adanya orang miskin lhooo......... Jadi mungkin kamu harus mengingat yah walaupun cuman sedetik ajaa... Kita jangan cuman nginget doang tapi juga harus dipraktekkan dong!!! Kaya' jadi relawan anak-anak yatim dan semacamnya lah...
Ok!!!! cayo! Berjuang yah!!